Setelah sebelumnya menempuh perjalanan dari Cirebon menuju Yogykarta, pada hari Rabu, 3 April 2013. Pengurusan penggantian Ijazah juga diselesaikan dalam tempo sesingkat-singkatnya. Kini waktunya melanjutkan perjalanan pulang menuju Sidoarjo.
Pada hari yang direncanakan, yaitu Jumat, 5 April 2013. Segala persiapan packing barang sudah disiapkan sejak Kamis malam, sehingga keesokan harinya tinggal fokus pada keberangkatan.
Pukul 04:30
Bangun pagi, mandi, Shalat Shubuh, dan memastikan persiapan kecil lainnya.
Pukul 07:00
Mengajak anak-anak untuk menyantap sarapan pagi di sebuah kedai Mie Rebus. Suasana kedai seperti layaknya berada di Jawa Barat dengan logat dan bahasa sundanya, maklum penjualnya berasal dari kota Kuningan - Jawa Barat. *tetangga Cirebon arah selatan*
Sedangkan istri menghabiskan sarapan jatah dari hotel. Selebihnya dibawa sebagai bekal perjalanan. *jalan sambil makan, dan makan sambil jalan*
Pukul 09:00
Sesuai waktu yang direncanakan, keberangkatan pun dimulai.
Melewati Ring-Road Utara kota Yogyakarta, melewati UPN diiringi cerita-cerita masa lalu pada saat masih kuliah dulu. Daerah Maguwoharjo pun tak luput dari pembicaraan, dikarenakan pada saat bersamaan ada event Komunitas Home Schooling, yang beberapa anggotanya adalah teman dari ibu anak-anak.
Selepas Ring-Road Utara diteruskan menuju Klaten. Jalan yang ditempuh sangat lebar dan nyaman, hanya harus sering dihentikan lampu merah yang terpasang tidak terlalu jauh antara satu dan lainnya.
Yang menarik dari perjalanan ini adalah ketika melewati kawasan candi Prambanan. Dikarenakan bangunan candi tidak terlihat dari jalan raya, dan tidak direncanakan untuk berhenti, akhirnya membuat penasaran anak pertama - Fauzan - yang terus bertanya soal tinggi, bentuk, material, bahkan dibanding-bandingkan dengan gedung, hotel, maupun gunung.
Pukul 10:00
Kota Klaten telah dilewati, masih dengan hambatan lampu merah selang beberapa meter.
Ketika sampai di Kartosuro, pembicaraan berlangsung seputar pengalaman pendakian Gunung Merapi selama kuliah. Hingga tidak terasa memasuki kota Surakarta.
Bangunan Universitas Muhamadiyah Surakarta tampak dari jalan, mengingatkan perjuangan teman yang harus menempuh perjalanan Yogyakarta - Solo sebagai tenaga pengajar.
Pukul 11:00
Kota Surakarta pun sudah dilewati, melalui jalan yang sempit dan berliku. Tampak rambu-rambu jalan yang kurang informatif, sehingga perjalanan mengikuti naluri, yaitu mengikuti arus kendaraan-kendaraan besar.
Memasuki kota Sragen, sudah mulai terpikirkan rencana untuk menunaikan ibadah shalat Jumat. Kondisi jalan yang lebih lebar dan rata membuat perjalanan lebih nyaman dan kendaraan dapat dipacu sekitar 80 km/jam.
Pukul 12:00
Perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur membuat perasaan sedikit lega. Karena aroma tempat tinggal kian terasa walaupun perjalanan belum setengahnya.
Memasuki kota Ngawi dihadapkan dengan pilihan untuk menentukan tempat pemberhentian. Pertimbangannya adalah lahan parkir dan tempat kuliner. Beberapa alternatif diantaranya pesantren Gontor, yang pada akhirnya terus dilanjutkan hingga sampai di Masjid Raya Ngawi.
Akhirnya ibadah sholat Jumat selesai dilaksanakan dengan khusyu, sedangkan istri dan anak-anak menyantap hidangan makan siang di warung makan sebelah masjid.
Pukul 14:00
Santap makan siang selesai, waktunya melanjutkan perjalanan.
Arah yang diambil adalah menuju Caruban, bukan kota Madiun. Berbekal pembacaan peta Google Maps (bersyukur adanya teknologi Maps tersebut), pemilihan jalan jadi lebih mudah.
Bahkan ketika sampai di Kabupaten Madiun, pemilihan jalan alterntif merupakan solusi yang tepat. Jalan yang lengang dan tanpa hambatan, akhirnya segera menemukan jalan utama secara singkat dan tanpa membuang waktu terlalu banyak.
Hingga sampai di kota Nganjuk, yang saya ingat adalah pusat penghasil bawang merahnya.
Pukul 15:00
Ketika mulai memasuki kota Jombang, keceriaan mulai tampak dari suasana dalam kendaraan.
Membelah kota menjadi pemandangan tersendiri, maklum istri sangat tersita perhatiannya ketika ada marka jalan menuju pemakanan Gus Dur. Perjalanan pun makin tidak terasa berkat pembicaraan terkait tokoh nasional tersebut.
Pukul 16:00
Kota Mojokerto sudah dilewati, persiapan menuju perbatasan kota Sidoarjo.
Ketika melewati perbatasan Mojokerto - Sidoarjo, suasana dalam kendaraan makin hidup. Berbekal Google Maps diputuskan mencari persimpangan Krian dan menuju kota Sidoarjo.
Memasuki kota Sidoarjo, keputusan dalam menentukan jalan menjadi bias. Hal ini dikarenakan ada marka jalan yang bertuliskan "SIDOARJO JALAN ALTERNATIF" menuju arah kiri. Terlintas dipikiran bahwa kalau jalan lurus akan menemukan jalan utama. Hingga tanpa sadar perjalanan mengarah menuju Malang.
Pukul 17:00
Sadar akan kesalahan pemilihan jalan, akhirnya diputuskan mencari jalan sewaktu perjalanan menuju Trawas. Diantara keremangan senja, jalan yang dimaksud ditemukan dan perjalanan dilanjutkan.
Pukul 18:00
Dengan sedikit kecewa karena salah dalam memilih arah, sampai juga di rumah.
Waktunya istirahat dan makan malam.
- Selesai -
Komentar
Posting Komentar